Waria atau transpuan masih menjadi kelompok yang menerima perlakuan negatif di masyarakat Indonesia.
Banyak keluarga menyingkirkan mereka sehingga waria atau transpuan melarikan diri dari rumahnya.
Akibatnya, mereka mengalami kendala karena tidak memiliki identitas resmi yang diakui negara.
Hanya sejumlah kecil wilayah di Indonesia, yang mau menerbitkan surat kependudukan bagi waria yang dapat digunakan untuk kuliah atau bekerja.
Aktivis sekaligus pimpinan Waris Crisis Center (WCC), Rully Malay berbagi cerita tentang persoalan ini.
WCC membantu para waria dalam pendampingan mental agar mereka bisa menerima diri sendiri, dan mampu mandiri.