Ada banyak sisi dalam sejarah yang kadang dapat terlupakan dalam peringatan kemerdekaan. Salah satunya adalah tentang bagaimana era penjajahan Jepang menimbulkan kekejaman luar biasa di tengah masyarakat Indonesia.
Salah satu bukti kekejaman luar biasa itu adalah jugun ianfu.
Ini adalah perbudakan seks oleh tentara Jepang, kepada ratusan ribu perempuan khususnya di Asia Timur, Asia Tenggara dan sebagian Pasifik.
Jugun ianfu berlangsung selama kurang lebih tiga tahun, dimana perempuan-perempuan Indonesia dibawa ke banyak wilayah medan perang untuk melayani nafsu tentara Jepang. Banyak yang akhirnya tidak bisa pulang ke daerah asalnya.
Salah satu kisah paling menarik perhatian dalam kasus jugun ianfu, adalah perjuangan Mardiyem, mantan jugun ianfu asal Yogyakarta yang menuntut permintaan maaf terbuka dan kompensasi dari pemerintah Jepang, atas apa yang terjadi.
Namun, sampai meninggalnya, upaya itu tidak berhasil.
Simak wawancara bersama Budi Santoso SH, pengacara yang mendampingi Mardiyem berjuang menuntut hak.