Jugun Ianfu: Kilas Balik Kekejaman Penjajahan Jepang di Indonesia

Statue of Peace

The so-called "Statue of Peace", featuring a seated young woman, is decorated with flowers in Berlin on October 27, 2020. - Inaugurated on September 28, 2020, the Statue of Peace, which commemorates the more than 200,000 girls and women from 14 countries who were forced into sex work as comfort women by the Japanese military during the Asia-Pacific War (1931- 1945), has angered Japanese officials who have sought to have it removed. Source: AFP / JOHN MACDOUGALL/AFP via Getty Images

Pada 17 Agustus tahun ini, Indonesia memperingati 78 tahun kemerdekaannya. Dalam kilas balik perjuangan untuk kemerdekaan, ingatkah Anda akan 'jugun ianfu' saat penjajahan Jepang yang sangat kejam dan dampaknya menyakitkan?


Ada banyak sisi dalam sejarah yang kadang dapat terlupakan dalam peringatan kemerdekaan. Salah satunya adalah tentang bagaimana era penjajahan Jepang menimbulkan kekejaman luar biasa di tengah masyarakat Indonesia.

Salah satu bukti kekejaman luar biasa itu adalah jugun ianfu.

Ini adalah perbudakan seks oleh tentara Jepang, kepada ratusan ribu perempuan khususnya di Asia Timur, Asia Tenggara dan sebagian Pasifik.

Jugun ianfu berlangsung selama kurang lebih tiga tahun, dimana perempuan-perempuan Indonesia dibawa ke banyak wilayah medan perang untuk melayani nafsu tentara Jepang. Banyak yang akhirnya tidak bisa pulang ke daerah asalnya.

Salah satu kisah paling menarik perhatian dalam kasus jugun ianfu, adalah perjuangan Mardiyem, mantan jugun ianfu asal Yogyakarta yang menuntut permintaan maaf terbuka dan kompensasi dari pemerintah Jepang, atas apa yang terjadi.

Namun, sampai meninggalnya, upaya itu tidak berhasil.

Simak wawancara bersama Budi Santoso SH, pengacara yang mendampingi Mardiyem berjuang menuntut hak.



Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu am 3 sore.
Ikuti kami di dan jangan lewatkan kami.

Share