Hari ini masyarakat Hindu Bali merayakan Hari Raya Nyepi dengan selama 24 jam tidak bekerja, tidak menyalakan api, lampu dan listrik, tidak bepergian, dan tanpa hiburan.
Hari sebelum Nyepi adalah ritual pengerupukan yang bertujuan mengusir roh jahat untuk menyucikan alam kembali, yang biasanya diisi dengan mengarak ogoh-ogoh mewakili kekuatan jahat yang kemudian dimusnahkan dengan api.
Tahun ini untuk kedua kalinya perayaan menyambut Nyepi di Bali tanpa kemeriahan arak-arakan ogoh-ogoh karena pembatasan sosial COVID-19.
Pemerintah kota Denpasar biasanya melombakan pawai ogoh-ogoh sehingga setiap banjar atau desa adat berusaha menghadirkan ogoh-ogoh paling indah dan megah.Masyarakat Bali di Sunshine Coast, Queensland, Australia, dimana kasus COVID-19 sudah terkendali menggelar upara menyambut Nyepi sekaligus arak-arakan ogoh-ogoh pada Sabtu 13 Maret.
Kids and ogoh-ogoh Source: Facebook Garry Schlatter
Tutty Brierty, Ketua Sunshine Coast Indonesian Community (Asumsi) mengatakan Perkumpulan Hindu Balinese Sunshine Coast mengatakan menggelar persembahyangan dan kemudian pawai ogoh-ogoh yang mengundang masyarakat luas."Ini pertama kalinya di Queensland diadakan arak-arakan ogoh-ogoh, sebelumnya mungkin pernah dibuat di Melbourne atau Perth. Biasanya di Sunshine Coast kami membuat upacara menyambut hari raya Nyepi, Kuningan dan Saraswati dengan tari-tarian dan makan bersama," kata Tutty.
Tutty Brierty. Source: Facebook Garry Schlatter
"Tahun ini kami ingin berbagi tradisi ini untuk mengobati kerinduan masyarakat yang sudah lama tidak bisa ke Bali. Kami juga ingin berbagi kerinduan ini dengan masyarakat di Bali yang sudah dua kali Nyepi ini tidak bisa menyambutnya dengan pawai ogoh-ogoh."
Dengarkan wawancara ini
Arak-arakan Ogoh-ogoh menjelang Nyepi - Ibu Tutty Brierty
Ogoh-ogoh Source: Facebook Garry Schlatter
"Di Bali pawai ogoh-ogoh biasanya sampai ratusan dan besar-besar, sangat meriah, proses pembuatannya bisa tiga bulan," kata Tutty.
"Kali ini karena keterbatasan bahan, waktu dan sumber daya manusia, kami membuat tiga ogoh-ogoh. Satu dibuat oleh anak-anak. Proses pembuatan selama dua hari. Di sini sulit untuk mencari bahan tradisional seperti di Bali, jadi kami mengumpulkan dari apa yang ada."Menurut Tutty di Sunshine Coast ada sekitar 50-60 orang Bali, dan acara kemarin digelar secara bergotong royong oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Prayer Source: Facebook Corina Mulherin
"Kami mengundang semua masyarakat, tidak memandang agama. Makanan yang menyediakan masyarakat yang bukan Bali karena kami sibuk mempersiapkan upacara," kata dia.
Sampai saat ini belum ada pura Hindu Bali di Australi, jadi upacara keagamaan biasanya digelar di lokasi konsulat jenderal RI, di ruang publik seperti taman atau properti pribadi."Di sini kebetulan Rama dan Blake Brierty menyediakan rumahnya yang halamannya luas untuk persembahyangan, lalu di depannya ada sekolah untuk arak-arakan yang kemudian kami bawa keluar melalui area yang banyak restoran, berjarak sekitar 700 meter," kata Tutty.
Gamelan Source: Facebook Garry Schlatter
"Kami memang ingin memperlihatkan budaya ini ke masyarakat luar. Banyak sekali orang yang keluar dan nonton, mereka senang sekali. Kami sangat bangga dan bahagia, meski kecil tapi kami senang memperlihatkan budaya ini."
Selesai arak-arakan, secara simbolik ogoh-ogoh dibakar dan dilanjutkan dengan makan bersama.
"Tahun depan kami ingin melakukan seperti ini lagi dan berharap bisa lebih besar."