Rumah Bayi bagi Anak-anak Hasil dari Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD)

Rumah Bayi 1.jpeg

Sejumlah bayi-bayi yang diselamatkan oleh Yayasan Rumah Bayi Bali Credit: Supplied/Yayasan Rumah Bayi

Kelahiran seorang bayi ke dunia biasanya disambut dengan sukacita oleh orang tua dan juga seluruh keluarga. Namun ada kalanya kelahiran itu tidak diinginkan sehingga menyebabkan nasib bayi-bayi itu tidak menentu.


Kelahiran seorang bayi ke dunia biasanya disambut dengan sukacita oleh orang tua dan juga seluruh keluarga. Banyak pula pasangan yang rela melakukan segala daya upaya demi bisa memiliki keturunan. Sehingga ketika pada akhirnya bayi itu lahir, curahan kasih sayang tak henti-hentinya diberikan.

Namun, tidak demikian nasib bayi-bayi yang terlahir dari Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) atau unwanted pregnancy. Di banyak kasus, KTD termasuk dari hubungan dengan pasangan di luar nikah, kasus pemerkosaan, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), serta para pekerja seks komersial (PSK).

Di Indonesia, sejumlah data penemuan kasus bayi yang dibuang, baik dalam keadaan hidup atau pun mati, membuat banyak pihak terkejut dan berduka. Bagaimana tidak, jumlahnya bisa mencapai ratusan dalam satu tahun.

Hasil temuan Indonesia Police Watch, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan berbagai permasalahan sosial di Indonesia mencatat adanya 178 bayi yang dibuang sepanjang tahun 2017.

Sedangkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia melaporkan 212 kasus pembuangan bayi sepanjang 2020 hingga pertengahan tahun 2021.

Hal ini membuat seorang warga Bali, Burhan Sugiarto, memutuskan untuk mendirikan Bali Baby Home, sebuah yayasan yang memberikan rumah aman bagi bayi-bayi yang terlahir dari KTD.

Laki-laki 47 tahun asli Klaten, Jawa Tengah ini mulai mempersiapkan fasilitas Bali Baby Home sejak tahun 2019. Namun, niat baiknya terpaksa tertunda karena pandemi Covid-19 hingga pada akhirnya berlanjut dan resmi menampung bayi pertama pada 28 Februari 2022.
Rumah bayi 3.jpeg
Seorang warga Bali, Burhan Sugiarto, memutuskan untuk mendirikan Bali Baby Home, sebuah yayasan yang memberikan rumah aman bagi bayi-bayi yang terlahir dari Kehamilan Tak Diinginkan (KTD).
Ironisnya, Yayasan Bali Baby Home harus membuka beberapa tempat lagi di berbagai daerah di Indonesia akibat tingginya angka kasus bayi yang tidak diinginkan.

Hingga kini, Bali Baby Home di Bali merawat sebanyak 29 bayi, Semarang Baby Home, Jawa Tengah sebanyak 21 bayi, dan enam bayi di Jogja Baby Home. Sebanyak 30 bayi sudah berhasil kembali ke ibu atau keluarga mereka.

Burhan menambahkan bahwa saat ini ia tengah mempersiapkan satu lagi rumah untuk merawat bayi-bayi dari KTD di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Ya maunya saya tempat-tempat saya ini bisa ditutup, tapi itu kan utopis,” kata Burhan yang ditemui di Bali Baby Home di Desa Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali.

Bayi-bayi yang diasuh oleh yayasan ini semuanya adalah hasil dari KTD dengan mayoritas dari hubungan berpacaran, ujar Burhan.

“Usia termuda ibu yang bayinya berada di Bali Baby Home adalah 12 tahun,” tambahnya. “Ini makanya kenapa pendidikan reproduksi dan pendidikan seks itu penting. Di masyarakat kita itu cenderung tabu untuk dibicarakan.”

Burhan mendesak pemerintah untuk membuat solusi untuk masalah sosial ini dan berharap itu bukan sekedar wacana.
Rumah bayi 2.jpeg
Seorang perawat mengasuh bayi-bayi dampak KTD.
Mendirikan yayasan ini secara swadaya, Burhan mengaku sering kewalahan dengan biaya operasional yang dibutuhkan setiap bulannya.

“Setiap bulannya, sekitar 150 juta diperlukan untuk menutupi kebutuhan kami di sini terutama untuk pegawai dan sewa rumah,” ujarnya. “Kalau untuk susu, popok, dan makanan, seringkali tercukupi dari sumbangan para donatur dan pengunjung.”

Kejadian tak terduga yang membutuhkan biaya besar juga terkadang membuat ia harus bersabar.

“Belum lama ini 11 bayi sakit secara bersamaan dan harus dilarikan ke rumah sakit,” katanya. “Total kemarin itu habis 22 juta rupiah.”

Harapan terbesar Burhan adalah agar bayi-bayi ini bisa bertemu dan kembali ke pelukan ibu kandung mereka masing-masing, ujarnya.

“Saya ingin mereka dipeluk oleh ibu mereka masing-masing, bukan oleh orang lain,” ujarnya lirih.

Untuk mengenal Bali Baby Home lebih lanjut dan jika Anda ingin mengunjungi rumah asuh ini silakan klik balibabyhome.org atau lewat akun Instagram yayasan ini di bali.babyhome.

____________________

Ade Mardiyati


Dengarkan setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di dan , serta jangan lewatkan kami.

Share