Selama di Jakarta, hari-harinya disibukkan dengan bekerja delapan jam sehari layaknya orang kantoran dan akhir pekan kadang dimanfaatkannya untuk beristirahat.
Selain itu, pada saat wabah melanda, beberapa orang kawannya meninggal dunia.
Kepenatan karena rutinitas yang monoton ditambah dengan kejadian demi kejadian kematian tersebut membuatnya merenung tentang hidup dan berpikir betapa singkatnya hidup jika hanya dihabiskan untuk bekerja.
“Ketika di Ubud itu saya menyadari ternyata dunia bukan hanya dunia kerja, ditambah lagi ada kejadian beberapa teman meninggal. Rasanya (hidup) terlalu singkat kalau dilewatkan hanya dengan bekerja,” ujar perempuan 38 tahun yang akrab dipanggil Mimi ini.
Ketika situasi dunia mulai kembali normal, dirinya merasa tidak siap untuk kembali ke Jakarta dan menjalani rutinitas seperti dulu.
“Ketika itulah saya memutuskan untuk (mengambil) kesempatan dulu jalan-jalan (keliling) Indonesia untuk melihat keindahan,” ujarnya.
Bermodalkan uang tabungannya, Mimi membeli sebuah mobil van yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menjadi ‘rumah’ baginya selama berpetualang mengelilingi Indonesia.
“Luxury tidak saya pertimbangkan, dan kalau toilet kan di Indonesia cukup mudah ditemukan seperti di pom bensin atau mushalla,” ujarnya.
Mimi the campervan girl
“Rasa takut di awal itu ada banget, tapi keinginan (untuk berpetualang) lebih besar. Jadi keinginan itu mengalahkan rasa takut,” ujar Mimi.
Selain membekali diri dengan uang yang cukup, Mimi juga mempersiapkan beberapa hal untuk melindungi diri dari keadaan bahaya yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Saya punya basic beladiri, dan saya siapkan senjata tajam untuk melindungi, dan juga pepper spray,” jelasnya.
Setelah melakukan test drive, perjalanan pun dimulai pada bulan Januari 2023 dari kota Malang dan berlanjut ke arah timur Indonesia.
Mimi the campervan girl - First day the campervan going sailing
Seiring waktu, pengikut cerita petualangan Mimi tak hanya dari kalangan teman-temannya sendiri namun juga masyarakat luas.
Hingga kini akun Instagramnya yaitu mimi_campervan_girl telah memiliki puluhan ribu followers.
Niat awal yang semula hanya ingin menjelajahi dan melihat keindahan Indonesia berkembang menjadi jalan-jalan yang membawa kebaikan bagi sesama.
“Jadi, saya mencoba eksplor Indonesia. Tapi rasanya ada sesuatu yang masih kurang. Di diri rasanya ada yang missed,” ujarnya.
Di beberapa daerah yang disinggahinya, Mimi menyaksikan sulitnya masyarakat mendapatkan air bersih, fasilitas toilet, sarana kesehatan, dan sebagainya.
Beberapa proyek kemanusiaan pun berhasil diselesaikan dengan baik dan ia selalu bersikap transparan dalam melaporkan hasil setiap kegiatan.
Di antara proyek kemanusiaan tersebut adalah membangun saluran pipa air di sebuah desa di Nusa Tenggara Barat agar masyarakat tak perlu berjalan kaki selama satu hingga dua jam untuk bisa mendapatkan air bersih.
Selain itu, di Kepulauan Alor, siswa-siswa sekolah dasar yang tidak mampu dibelikan seragam sekolah dan sepatu; di Kepulauan Maluku seorang gadis kecil yang terlahir dengan kelainan bibir sumbing dibantu operasi di Bali sehingga keadaannya menjadi lebih baik, dan beberapa kegiatan lainnya.
Sebuah kejadian tak terduga membuatnya shocked dan memutuskan untuk rehat dari perjalanan panjang berpetualang.
“Saya pernah membantu membawa orang sakit untuk ke rumah sakit, tapi kemudian harus membawanya pulang dalam keadaan sudah meninggal,” ujarnya lirih. “Peristiwa kematian kemarin itu menjadi pengingat bagi saya untuk break dulu.”
Mimi telah menempuh perjalanan panjang seorang diri selama satu tahun delapan bulan. Kini si campervan girl sudah kembali di Jakarta untuk berhenti sejenak sebelum menorehkan jejak petualangan selanjutnya.
—--Ade Mardiyati