Poin Utama
- Para pemangku kepentingan mencari cara untuk membuat studi bahasa Indonesia lebih menarik bagi para siswa.
- Pakar mengatakan bahwa melakukan bisnis di Indonesia dalam bahasanya akan memunculkan rasa percaya.
- Ada harapan bahwa pemerintah saat ini akan melakukan perubahan untuk mendorong lebih banyak minat belajar bahasa Indonesia.
Sedikitnya 160 orang memenuhi ruang kuliah di Social Sciences Building di University of Sydney pada 9 Juni. Dari jumlah tersebut, 120 orang adalah siswa dari lima SMA di NSW mulai dari kelas delapan hingga kelas 12 dan mengambil mata pelajaran bahasa Indonesia.
“Dengan mempelajari bahasa Indonesia, Anda berkontribusi untuk memperkaya pengetahuan Australia tentang masyarakat lain, dan masyarakat kita sendiri,” kata Associate Professor Dwi Noverini Djenar, Ketua Studi Indonesia di University of Sydney, dalam sambutan pembukaannya.
Para siswa, guru dan peserta lain yang terlibat dalam beberapa organisasi Australia-Indonesia berkumpul dalam acara "Indonesia in Action Day" – inisiatif bersama yang dipimpin oleh Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) NSW dan University of Sydney, bersama dengan Australia Indonesia Association, Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI) dan para guru SMA di NSW.
Didukung oleh Konsulat Jenderal RI di NSW, langkah ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan dan paparan siswa terhadap bahasa dan budaya Indonesia, dengan tujuan utama untuk menguatkan pembelajaran bahasa Indonesia di NSW.
Students, teachers and other stakeholders attended 'Indonesia in Action Day' at the University of Sydney on 9 June.
Dalam dua dasawarsa terakhir, diantara bahasa asing lainnya, bahasa Indonesia secara khusus mengalami penurunan jumlah pembelajar tingkat SMA yang , dari 6,4 persen pada tahun 2006 menjadi hanya 3,3 persen pada 2021.
Situasi ini diperburuk dengan ditutupnya kajian Indonesia di beberapa universitas di Australia, seperti di La Trobe University dan Western Sydney University.
LISTEN TO
Pakar Sampaikan Alasan Mengapa Orang Australia Perlu Pelajari Bahasa Indonesia
SBS Indonesian
19/06/202314:04
Wakil Direktur konsorsium nirlaba dari universitas-universitas yang menyediakan pilihan studi dalam negeri di Indonesia (ACICIS), Associate Professor David Reeve, mengatakan bahwa saat ini universitas lebih bersifat bisnis dibandingkan dengan sebelumnya sehingga menutup program yang memiliki sedikit peminat.
Namun dalam halnya dengan Indonesia, hal ini perlu dipandang secara berbeda. Dr Reeve mengatakan bahwa Australia akan rugi besar jika tidak memperbaiki minat pelajarnya untuk mempelajari bahasa asing.
"[Australia] sangat dekat dengan Indonesia jadi ada area-area kerjasama yang bisa dilakukan," jelas Dr Reeve, yang juga adalah peneliti dan sejarawan, menyebut bidang-bidang kerjasama potensial seperti cybersecurity, kepolisian, kedokteran, pengelolaan bencana dan biologi kelautan.
"Akan jauh lebih mudah bagi Australia untuk menjalin hubungan jika ada di organisasi itu yang bisa bahasa Indonesia."
Dengan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, mengapa kita perlu belajar bahasa Indonesia?
Dr Djenar mengatakan bahwa pengetahuan tentang bahasa Indonesia memupuk pemahaman penuh empati terhadap tetangga kita.
“Tanpa bahasa, tidak ada cara lain untuk memahami suatu masyarakat," ujar Dr Djenar.
Matthew Hasjim from the Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) presented the speakers at the 'Indonesia in Action Day'.
Meski begitu, Dr Reeve, yang juga dosen pendiri program Studi Australia di Universitas Indonesia mengatakan, pengetahuan tentang bahasa Indonesia bermanfaat dalam negosiasi bisnis.
Dia menggarisbawahi bahwa sebagian besar diskusi kerjasama bisnis internasional di Indonesia dilakukan diantara para pemimpin bisnis dalam bahasa Indonesia, bukan bahasa Inggris, dan kemampuan untuk memahaminya adalah cara agar dapat terlihat bisa dipercaya.
Bukan bahwa orang luar bisa ikut dalam percakapan kita dalam bahasa Inggris, tapi supaya kita bisa ikut dalam percakapan mereka, di negaranya, dalam bahasanya.Dr David Reeve
"Kalau kita ingin dipercayai, kita harus bisa bicara bahasanya [bahasa Indonesia]."
Peran pemerintah agar semakin banyak yang mempelajari bahasa Indonesia
Indonesia telah lama dipandang sebagai 'teman dekat' Australia, pandangan yang dikuatkan oleh kunjungan bilateral pertama Perdana Menteri Anthony Albanese ke negeri kepualuan itu.
Dalam kunjungannya, Mr Albanese bahwa Indonesia akan menjadi negara adikuasa di dunia, dan bahwa hubungan people-to-people perlu diperkuat.
Only 3.3 per cent of Australian high school students are studying the Indonesian language. Credit: Klaus Vedfelt/Getty Images
Dr Reeve mengatakan bahwa selain universitas dan pihak pendidik, pemerintah perlu mendorong pembelajaran bahasa di kalangan pelajar melalui berbagai program.
"Kalau ada minat dari pemerintah, maka siswa dan orang tuanya juga ikut terpengaruh," ujarnya.
Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk NSW, Queensland dan Australia Selatan, Vedi Kurnia Buana, mengatakan bahwa pemerintahnya telah menyampaikan ide-ide untuk meningkatkan jumlah pembelajar bahasa Indonesia di negeri ini.
Salah satu ide yang disampaikan adalah untuk membawa para pengajar dari Indonesia, ungkapnya.
“Tapi lagi-lagi, ada aturan dimana para pengajar bahasa asing – atau pekerjaan apapun di Australia – memerlukan sertifikasi," ujar Konsul Jenderal, merujuk pada pandangan bahwa kurangnya jumlah tenaga pengajar ikut menjadi faktor penyebab turunnya jumlah pembelajar bahasa Indonesia.
"Akan membantu kalau misalnya guru-guru bantu dari Indonesia itu diterima oleh pihak pemerintah Australia. Karena, bagaimana pun, otoritas regulatornya 'kan pemerintah."
Pemerintah Indonesia sendiri menjalankan satu program yang disebut "Indonesia Goes to School" dimana mereka mengunjungi sekolah-sekolah yang memiliki program bahasa Indonesia di seluruh Australia dan menunjukkan budaya Indonesia secara lebih dekat kepada para muridnya.
Students follow Balinese dance moves at the 'Indonesia in Action Day'.
“30 tahun yang lalu ada pemerintah baru di bawah partai Buruh yang selalu memikirkan hubungannya dengan Asia dan Indonesia," ungkap Dr Reeve.
"Sekarang, harapan saya bahwa sejarahnya akan berulang."
Dengarkan
setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu jam 3 sore.
Ikuti kami di